Pengertian Layer OSI dan kegunaan Layer OSI
Layer
OSI adalah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh Badan
International Organization of Standardization (ISO) di wilayah Eropa pada tahun
1977. OSI nama kependekan dari nama aslinya yaitu Open System Interconnection.
Model OSI biasa disebut dengan model "Model Tujuh Lapis OSI" .
Sebelum adanya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk suatu standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Biasanya didalam suatu jaringan yang besar terdapat banyak sekali protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak dapat saling berkomunikasi.
Model
referensi OSI ini pertama kali ditujukan untuk sebagai basis mengembangkan
protokol-protokol jaringan., yang pada kenyataannya inisiatif ini mengalami
kegagalan. Kegagalan tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor sebagai
berikut :
1.
Dibandingkan
dengan model referensi DARPA (model internet) yang dikembangkan oleh IETF,
model OSI sangat berdekatan. Model dari DARPA adalah model basis TCP/IP yang
populer digunakan.
2. Model
OSI digadang-gadang sangat kompleks. Beberapa fungsi dirasa kurang bagus, sementara
fungsinya diulang-ulang pada beberapa lapisan.
3.
Pertumbuhan
internet dan TCP/IP menjadikan model referensi OSI kurang dipakai dan kurang
diminati oleh pemakai.
Pemerintah Amerika
Serikat (USA) tengah berusaha untuk mengembangkan model referensi OSI dan
mencoba untuk mendukung model referensi OSI ini dengan solusi jaringan
pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar
yang Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP).
Namun usaha ini tidak berhasil dan mulai diabaikan dan ditinggalkan pada tahun
1995, dan implementasi jaringan yang menggunkan model referensi Layer OSI
jarang dijumpai diluar wilayah kawasan Eropa.
Layer OSI akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam suatu jaringa dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata , semacam TCP/IP, Decnet dan IBM System Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol mereka ke model referensi layer OSI. Model 7 Layer OSI juga sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan didalam sebuah protokol agar bisa berfungsi dan berinteraksi.
Layer OSI akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam suatu jaringa dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata , semacam TCP/IP, Decnet dan IBM System Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol mereka ke model referensi layer OSI. Model 7 Layer OSI juga sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan didalam sebuah protokol agar bisa berfungsi dan berinteraksi.
7 Lapisan Layer OSI
beserta fungsinya adalah.....
1.
Physical
Layer - bagian OSI berupa Physical Layer berfungsi mendefinisikan
media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur
jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan
pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network
Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau
radio.
2.
Data-Link
Layer - bagian Data Link Layer OSI befungsi untuk menentukan bagaimana bit-bit
data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame.
Selain itu, pada level ini terjadi koreksi kesalahan, flow control,
pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC
Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge, repeater,
dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini
menjadi dua level anak, yaitu lapisan Logical Link Control (LLC)
dan lapisan Media Access Control (MAC).
3.
Network
Layer - bagian Model OSI ini berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat
IP, membuat headeruntuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing
melalui internetworking dengan menggunakan routerdan switch
layer-3.
4.
Transport
Layer - Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta
memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali
pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat
sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan
mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan.
5.
Session
Layer- Berfungsi untuk mendefinisikan bagaimana koneksi dapat dibuat,
dipelihara, atau dihancurkan. Selain itu, di level ini juga dilakukan resolusi
nama.
6.
Presentation
Layer- Berfungsi untuk mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan
oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.
Protokol yang berada dalam level ini adalah perangkat lunak redirektor (redirector
software), seperti layanan Workstation (dalam Windows NT)
dan juga Network shell (semacam Virtual Network Computing (VNC)
atau Remote Desktop Protocol (RDP).
7.
Application
Layer- Berfungsi sebagai antarmuka dengan aplikasi dengan fungsionalitas
jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan, dan kemudian
membuat pesan-pesan kesalahan. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah
HTTP, FTP, SMTP, dan NFS.
Layer OSI sedang marak-maraknya dijadikan materi pelajaran sekolah dan
marak dipelajari oleh khayalak umum. Sekian penjelasan tentang pengertian dan
fungsi 7 model layer OSI, semoga bermanfaat.
Tcp/ip model dan
osi model
7 Votes
Berkenalan dengan jaringan sepertinya tepat klo diawali
dengan mengenal pemodelan dari jaringan itu. Pemodelan ini berfungsi untuk
memudahkan dalam mempelajari apa yg terjadi di jaringan, dan juga untuk para
vendor pembuat network device , hal ini mejadi sangat penting karena dengan
pemodelan ini tercipta suatu standardisasi atas protokol-protokol yang berjalan
di atas suatu jaringan. Hasil akhirnya, device-device network dari vendor
berbeda dapat berkomunikasi.
Model dari jaringan ada 2 pertama
Protocol Model, yaitu TCP/IP Model, dan Reference Model, yaitu OSI Model.
Sekarang saya akan membahas TCP/IP model dan OSI model, karena biar sesuai
dengan judul.
TCP/IP (Transmision Control
Protocol/Internet protocol) Model
TCP/IP model merupakan pemodelan
dengan menggunakan protocol model, pada model ini dijelaskan apa saja yang
terjadi pada tiap lapisan protocol. TCP/IP model memiliki 4 laye, yaitu:
·
Application
Layer
·
Pada
layer ini terjaci encoding dan juga dialog control. Application layer bertugas
bagaimana data-data yang dikomunikasikan melalui jaringan ditampilkan kepada
kepada user.
·
Transport
layer
·
Pada
layer ini, data yang akan ditransmisikan akan disegmentasi menjadi menjadi
paket-paket yang lebih kecil, dan kemudian mengirimkannya ke Internetlayer. TCP
bekerja pada layer ini.
·
Internet
Layer
·
Pada
layer ini segment dienkapsulasi menjadi paket dan kemudian dibungkus dengan
alamat logikal IP. Internet layer juga terjadi penentuan jalur terbaik untuk
menuju destination
·
Network
Access
·
Paket
yang masuk ke layer ini dienkapsulasi lagi dengan alamat fisik (physicel
address) MAC address, dan kemudian di-encode kedalam meida dan ditransmisikan
menuju destination.
Sekarang mari kita kemodel yang ke-2,
OSI (Open Systems Interconnection)
Model
Model ini didefiniskan oleh ISO. Pada model
ini, terdapat 7 layer:
·
Application
Layer
·
Layer
ini memberikan interface kepada user sehingga user dapat”berkomunikasi dengan
layer yang berada di bawahnya. Layer ini memiliki 2 bentuk:
·
network-aware
application
·
aplikasi
yang dapat berkomunikasi dengan layer-layer yang berada di bawahnya. contoh:
web browser, e-mail client
·
application
layer service
·
karena
beberapa aplikasi tidak dapat secara langsung berkomunikasi dengan layer-layer
yang ada di bawahnya, maka digunakanlah service ini. Tujuan dari service ini
adalah agar tiap message yang ditransmisikan diterjemahkan dengan tepat.
·
Presentation
Layer
·
3
fungsi layer ini adalah:
·
memastikan
coding dan conversation pada layer application dapat diterjemahkan dari source
device dengan aplikasi yang tepat
·
data
yang dikompres, dapat di de-kompres oleh destination device
·
enkripsi
dari data dapat ditransmisikan dan di-dekripsi ketika diterima di destination
·
Session
Layer
·
Fungsi
dari layer ini adalah untuk me-maintain dialog antara aplikasi source dan
destination. Session layer menangani pertikaran informasi untuk
menginisialisasi dialog, menjaganya tetap aktif dan untuk memulai kembali
session yang telah terputus atau idle pada beberapa saat
·
Transport
Layer
·
Melakuakn
segmentasi, transfer dan reassemble data ketika terjadi komunikasi antara
device. Menentukan ditujukan ke port mana. Pada layer ini yang bertugas adalah
TCP dan UDP (User Datagram Protocol)
·
Network
layer
·
Pada
layer ini terjadi pengalamatan secara logikal. Lalu penentuan jalur terbaik
(best path) juga terjadi pada layer ini
·
Data
Link Layer
·
Layer
ini terjadi pengalamatan berdasarkan alamat fisik (MAC address)
·
Physical
Layer
·
Merubah
frame dari Data Link layer menjadi bit-bit dan kemudiannya mengirimkan bit-bit
tersebut ke media (kabel tembaga, fiber optic atau pun wireless) di jaringan.
Pada tulisan ini proses yang berjalan
adalah proses dari source menuju jaringan (bukan dari jaringan menuju
destination). Proses dari jaringan menuju destination merupakan kebalikan dari
proses yang telah dituliskan di atas, berjalan dari layer yang ada di bawah
menuju ke atas dan terjadi proses decode dan pembukaan enkapsulasi pada message
yang ditransmisikan.
Bagi Anda yang berkecimpung dengan dunia jaringan
pasti sering mendengar istilah TCP dan UDP. Dan bisa jadi meski sering
mendengar istilah itu tetapi sampai sekarang belum mengerti artinya 🙂
TCP (Transmission Control Protocol) adalah salah
satu jenis protokol yang memungkinkan sekumpulan komputer untuk
berkomunikasi dan bertukar data didalam suatu jaringan. Sedangkan UDP (User
Datagram Protocol) adalah salah satu protokol lapisan transport TCP/IP yang
mendukung komunikasi yang tidak handal (unreliable), tanpa koneksi antara
host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.
UDP ( User Datagram Protocol ) adalah transport layer
yang tidak handal (unreliable), connectionless dan merupakan kebalikan dari
transport layer TCP. Dengan menggunakan UDP, setiap aplikasi socket dapat
mengirimkan paket – paket yang berupa datagram. Istilah datagram diperuntukkan
terhadap paket dengan koneksi yang tidak handal ( unreliable service ). Koneksi
yang handal selalu memberikan keterangan apabila pengiriman data gagal,
sedangkan koneksi yang tidak handal tidak akan mengirimkan keterangan meski
pengiriman data gagal.
Contoh aplikasi yang menggunakan protocol TCP :
– TELNET
– SMTP (Simple Mail Transfer Protocol)
Contoh aplikasi yang menggunakan protocol UDP
– DNS (Domain Name System)
– SNMP (Simple Network Management Protocol)
– TFTP (Trivial File Transfer Protocol)
– SunRPC
A. C. Protocol UDP dan TCP
1.
Topologi Bus
2. Topologi
Star
Topologi
star atau bintang merupakan salah satu bentuk topologi jaringan yang biasanya
menggunakan switch/ hub untuk menghubungkan client satu dengan client
yang lain.
3. Topologi
Ring
Topologi
ring atau cincin merupakan salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu
komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar, mirip dengan
cincin. Biasanya topologi ini hanya menggunakan LAN card untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer
lainnya.
4. Topologi
Mesh
Topologi mesh merupakan bentuk topologi yang
sangat cocok dalam hal pemilihan rute yang banyak. Hal tersebut berfungsi
sebagai jalur backup pada saat jalur lain mengalami masalah.
a.
Kelebihan Topologi Mesh :
5.
Topologi Peer to Peer
6.
Topologi Linier
7.
Topologi Tree
8.
Topologi Hybrid
2. Router
Router merupakan perangkat jaringan yang berfungsi
menghubungkan dua jaringan atau lebih sehingga data dapat dikirim dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Dengan menggunakan router, kita bisa
menghubungkan dua jaringan yang berbeda, contoh 192.168.2.0/24 dapat terhubung
dengan jaringan 200.200.200.0/24.
Sekilas cara kerja router bisa dibilang mirip dengan bridge, yakni sama-sama
meneruskan paket data, membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan
segmen-segmen jaringan tersebut, hanya saja router berada pada lapisan ketiga
OSI.
3.
NAS (Network Attached
Storage)
4.
Wireless Card
5.
LAN Card
Sama halnya dengan perangkat jaringan yang lain, LAN card
juga berfungisi menghubungkan dua atau lebih komputer dengan menggunakan media
kabel. Perangkat ini biasanya banyak digunakan dalam jaringan LAN.
LAN card juga bertugas mengubah aliran data yang
berbentuk paralel menjadi bentuk serial, sehingga dapat ditransmisikan melalui
media jaringan seperti kabel UTP. Umumnya LAN Card telah terpasang secara on-board
pada motherboard komputer atau laptop, namun ada juga yang harus terlebih
dahulu dipasang pada slot (slot ISA atau PCI Express) yang sudah disediakan
oleh motherboard.
6.
USB WiFi Adapter
7.
Modem
8.
Bridge
9.
Hub
10. Switch
11. Kabel
Jaringan
12. Repeater
13. Access
Point
14. CCTV
15. Network
Video Recorder
A. C. Protocol UDP dan TCP
1.
Apa yang dimaksud dengan UDP?
UDP (User Datagram Protocol) adalah protokol
umum lainnya yang digunakan pada dunia internet dan merupakan connectionless.
Hal ini berarti bahwa suatu paket yang dikirim melalui jaringan hingga sampai
ke komputer lain tanpa membuat suatu koneksi. UDP tidak pernah digunakan untuk
mengirim data penting seperti halaman web, informasi database, dan sebagainya.
UDP biasanya digunakan untuk streaming audio dan video, karena kelebihan UDP
yaitu menawarkan kecepatan transfer. UDP dapat lebih cepat daripada TCP karena
pada protokol UDP tidak ada bentuk kontrol aliran dan koreksi kesalahan.
Artinya UDP tidak mementingkan bagaimana keadaan koneksi, jadi jika terjadi
pengiriman data maka tidak dijamin berhasil sampai atau tidaknya data tersebut.
Pada UDP juga tidak ada pemecahan data, oleh karena itu tidak dapat melakukan
pengiriman data dengan ukuran yang besar.
2.
Apa yang dimaksud dengan TCP?
TCP (Transmission Control Protocol) adalah
protokol yang paling umum digunakan pada dunia internet, karena kelebihan TCP
yaitu adanya koreksi kesalahan. Dengan menggunakan protokol TCP, maka proses
pengiriman akan terjamin. Hal ini disebabkan adanya bagian untuk sebuah metode
yang disebut flow control. Flow control menentukan kapan data harus dikirim
kembali, dan kapan menghentikan aliran data paket sebelumnya, sampai data
tersebut berhasil ditransfer. Hal ini karena jika paket data berhasil dikirim,
dapat terjadi sebuah ‘tabrakan’. Ketika ini terjadi, maka klien akan meminta
kembali paket dari server sampai seluruh paket berhasil ditransfer dan identik
dengan aslinya.
3.
Apa perbedaan dari TCP dengan UDP?
Setelah
melihat penjelasan di atas, sekarang kita dapat menyimpulkan mengenai perbedaan
antara TCP dengan UDP.
a.
TCP
·
Beroperasi berdasarkan konsep koneksi.
·
Jaminan pengiriman-penerimaan data akan
reliable dan teratur.
·
Secara otomatis memecah data ke dalam
paket-paket.
·
Tidak akan mengirimkan data terlalu cepat
sehingga memberikan jaminan koneksi internet dapat menanganinya.
·
Mudah untuk digunakan, transfer paket data seperti
menulis dan membaca file.
b.
UDP
·
Tidak berdasarkan konsep koneksi, jadi harus
membuat kode sendiri.
·
Tidak ada jaminan bahwa pengiriman dan
penerimaan data akan reliable dan teratur, sehingga paket data mungkin dapat
kurang, terduplikat, atau bahkan tidak sampai sama sekali.
·
Pemecahan ke dalam paket-paket dan proses
pengirimannya dilakukan secara manual.
·
Harus membuat kepastian mengenai proses
transfer data agar tidak terlalu cepat sehingga internet masih dapat
menanganinya.
·
Jika paket ada yang hilang, perlu dipikirkan
di mana letak kesalahan yang terjadi dan mengirim ulang data yang diperlukan.https://riyadi-rodriguez.blogspot.com/2011/07/pengertian-serta-perbedaan-tcp-dan-udp.html
B.
Topologi Jaringan Komputer
1.
Topologi Bus
Topologi bus bisa dibilang topologi yang cukup sederhana dibanding
topologi yang lainnya. Topologi ini biasanya digunakan pada instalasi jaringan
berbasis fiber optic, kemudian digabungkan dengan topologi star untuk
menghubungkan client atau node.
Topologi bus hanya menggunakan
sebuah kabel jenis coaxial disepanjang node client dan pada umumnya, ujung
kabel coaxial tersebut biasanya diberikan T konektor sebagai kabel end to end.
a. Kelebihan Topologi Bus :
·
Biaya instalasi yang bisa dibilang sangat murah karena hanya menggunakan
sedikit kabel.
·
Penambahan client/ workstation baru dapat dilakukan dengan mudah.
·
Topologi yang sangat sederhana dan mudah di aplikasikan
b. Kekurangan Topologi Bus :
·
Jika salah satu kabel pada topologi jaringan bus putus atau bermasalah, hal
tersebut dapat mengganggu komputer workstation/ client yang lain.
·
Proses sending (mengirim) dan receiving (menerima) data kurang efisien,
biasanya sering terjadi tabrakan data pada topologi ini.
·
Topologi yang sangat jadul dan sulit dikembangkan.
2. Topologi
Star
Topologi
star atau bintang merupakan salah satu bentuk topologi jaringan yang biasanya
menggunakan switch/ hub untuk menghubungkan client satu dengan client
yang lain.
a. Kelebihan Topologi Star
·
Apabila salah satu komputer mengalami masalah, jaringan pada topologi ini
tetap berjalan dan tidak mempengaruhi komputer yang lain.
·
Bersifat fleksibel
·
Tingkat keamanan bisa dibilang cukup baik daripada topologi bus.
·
Kemudahan deteksi masalah cukup mudah jika terjadi kerusakan pada jaringan.
b. Kekurangan Topologi Star
·
Jika switch/ hub yang notabenya sebagai titik pusat mengalami
masalah, maka seluruh komputer yang terhubung pada topologi ini juga mengalami
masalah.
·
Cukup membutuhkan banyak kabel, jadi biaya yang dikeluarkan bisa dibilang
cukup mahal.
Jaringan sangat tergantung pada terminal pusat.
Jaringan sangat tergantung pada terminal pusat.
3. Topologi
Ring
Topologi
ring atau cincin merupakan salah satu topologi jaringan yang menghubungkan satu
komputer dengan komputer lainnya dalam suatu rangkaian melingkar, mirip dengan
cincin. Biasanya topologi ini hanya menggunakan LAN card untuk menghubungkan komputer satu dengan komputer
lainnya.
a. Kelebihan Topologi Ring :
·
Memiliki performa yang lebih baik daripada topologi bus.
·
Mudah diimplementasikan.
·
Konfigurasi ulang dan instalasi perangkat baru bisa dibilang cukup mudah.
·
Biaya instalasi cukup murah
b. Kekurangan Topologi Ring :
·
Kinerja komunikasi dalam topologi ini dinilai dari jumlah/ banyaknya titik
atau node.
·
Troubleshooting bisa dibilang cukup rumit.
·
Jika salah satu koneksi putus, maka koneksi yang lain juga ikut putus.
·
Pada topologi ini biasnaya terjadi collision (tabrakan data).
4. Topologi
Mesh
Topologi mesh merupakan bentuk topologi yang
sangat cocok dalam hal pemilihan rute yang banyak. Hal tersebut berfungsi
sebagai jalur backup pada saat jalur lain mengalami masalah.
a.
Kelebihan Topologi Mesh :
·
Jalur pengiriman data yang digunakan sangat banyak, jadi tidak perlu
khawatir akan adanya tabrakan data (collision).
·
Besar bandwidth yang cukup lebar.
·
Keamanan pada topologi ini bisa dibilang sangat baik.
b. Kekurangan Topologi Mesh :
·
Proses instalasi jaringan pada topologi ini sangatlah rumit.
·
Membutuhkan banyak kabel.
·
Memakan biaya instalasi yang sangat mahal, dikarenakan membutuhkan banyak
kabel.
5.
Topologi Peer to Peer
Topologi peer to peer merupakan topologi yang sangat sederhana dikarenakan
hanya menggunakan 2 buah komputer untuk saling terhubung.
Pada topologi ini
biasanya menggunakan satu kabel yang menghubungkan antar komputer untuk proses
pertukaran data.
a. Kelebihan Topologi Peer to Peer
·
Biaya yang dibutuhkan sangat murah.
·
Masing-masing komputer dapat berperan sebagai client maupun server.
·
Instalasi jaringan yang cukup mudah.
b. Kekurangan Topologi Peer to Peer
·
Keamanan pada topologi jenis ini bisa dibilang sangat rentan.
·
Sulit dikembangkan.
·
Sistem keamanan di konfigurasi oleh masing-masing pengguna.
·
Troubleshooting jaringan bisa dibilang rumit.
6.
Topologi Linier
Topologi
linier atau biasaya disebut
topologi bus beruntut. Pada topologi ini biasanya menggunakan satu kabel utama
guna menghubungkan tiap titik sambungan pada setiap komputer.
a. Kelebihan Topologi Linier
·
Mudah dikembangkan.
·
Membutuhkan sedikit kabel.
·
Tidak memperlukan kendali pusat.
·
Tata letak pada rangkaian topologi ini bisa dibilang cukup sederhana.
b. Kekurangan Topologi Linier
·
Memiliki kepadatan lalu lintas yang bisa dibilang cukup tinggi.
·
Keamanan data kurang baik.
7.
Topologi Tree
Topologi
tree atau pohon merupakan topologi
gabungan antara topologi star dan juga topologi bus. Topologi jaringan ini
biasanya digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang
berbeda-beda.
a. Kelebihan Topologi Tree
·
Susunan data terpusat secara hirarki, hal tersebut membuat manajemen data
lebih baik dan mudah.
·
Mudah dikembangkan menjadi jaringan yang lebih luas lagi.
b. Kekurangan Topologi Tree
·
Apabila komputer yang menduduki tingkatan tertinggi mengalami masalah, maka
komputer yang terdapat dibawahnya juga ikut bermasalah
·
Kinerja jaringan pada topologi ini terbilang lambat.
·
Menggunakan banyak kabel dan kabel terbawah (backbone) merupakan pusat dari
teknologi ini.
8.
Topologi Hybrid
Topologi
hybrid merupakan topologi
gabungan antara beberapa topologi yang berbeda. Pada saat dua atau lebih
topologi yang berbeda terhubung satu sama lain, disaat itulah gabungan topologi
tersebut membentuk topologi hybrid.
a. Kelebihan Topologi Hybrid
·
Freksibel
·
Penambahan koneksi lainnya sangatlah mudah.
b. Kekurangan Topologi Hybrid
·
Pengelolaan pada jaringan ini sangatlah sulit.
·
Biaya pembangunan pada topologi ini juga terbilang
mahal.
·
Instalasi dan konfigurasi jaringan pada topologi ini bisa
dibilang cukup rumit, karena terdapat topologi yang berbeda-beda.https://www.nesabamedia.com/topologi-jaringan-komputer/
C. IPv4
dan IPv6
1.
Pengertian IPV4
Internet Protokol 4 atau IPV4 yaitu jenis jaringan internet yang dipakai
pada protocol jaringan IP/TCP memakai protocol IP pada versi 4. Adapun total
panjangnya yaitu 32 bit, secara teoritis bisa mengatasi sampai 4 miliar komputer
house maupun lebih, yakni tepatnya sekitar 4.294.967.296 host yang ada di
seluruh dunia.
Dimana jumlah host didapatkan dari 256 kemudian dipangkat 4, dengan
begitu nilai maksimal alamat IP untuk versi 4 ini yaitu 255.255.255.255 yang
mana nilai tersebut dihitung mulai dari nol, dengan begitu nilai total host
yang bisa ditampung yakni 256 x 256 x 256 x 256 dengan total 4.294.967.296
host. Saat host di seluruh dunia telah melebihi kuota tadi maka diciptakanlah
IPV6 atau IP versi 6.
2.
Pengertian IPV6
IPV6 merupakan internet protocol dengan peranan untuk menggantikan versi
IP saat ini, yakni IPV4 yang dipakai hampir selama 2 dekade. Adapun alasan
utama melakukan upgrading menuju IPV6 ini yaitu disebabkan oleh persoalan IP
Address. Berdasarkan InterNIC sendiri mereka telah kehabisan alamat IP pada
kelas A dan B kemudian sekarang menuju ke kelas C.
3. Perbedaan Antara IPV4
dan IPV6 serta Kelebihannya
a.
Routing
Untuk IPV4 performa routing akan menurun dengan ukuran pada table
routing yang semakin membesar. Adapun penyebabnya yaitu pemeriksaan header MTU
pada tiap hop switch dan router. Sementara IPV6 sendiri dengan routing yang
lebih efisien dibandingkan pendahulunya, serta mempunyai kemampuan mengelola
table routing lebih besar.
b.
Fitur
Pada IPV4, jumlah alamat memakai 32bit dengan begitu jumlah alamat
berbeda dan unik yang telah didukung jumlahnya terbatas atau hanya di atas 4
miliar jumlah alamat IP saja.
Pada umumnya IPV4 sendiri hanya memakai 32 bit dengan begitu tak bisa
mengimbangi pertumbuhan internet di seluruh dunia. Berbeda dengan IPV6 yang
memakai 128 bit dengan dukungan 3..4 x 10^36 jumlah alamat IP unik.
c.
Mobilitas
IPV4 memiliki ukungan mobilitas terbatas pada kemampuan roaming ketika
beralih pada satu jaringan menuju jaringan yang lainnya. Sedangkan IPV4 mampu
memenuhi keperluan mobilitas yang tinggi lewat roaming dari suatu jaringan
menuju jaringan yang lain.
d.
Keamanan
Walaupun umum dipakai untuk mengamankan sistem jaringan IPV4, tapi
header IPSEC adalah fitur pelengkap pilihan dalam standar IPV4. Sedangkan IPsec
sendiri dikembangkan seiring dengan IPV6. Fitur Header IPsec menjadi wajib pada
standar implementasi IPV6.https://blog.dimensidata.com/pengertian-dan-perbedaan-ipv4-dan-ipv6-dalam-jaringan/
D. Jenis-jenis
Perangkat Jarkom beserta Fungsinya.
1. Server
Server merupakan sebuah perangkat atau komputer khusus
yang menyediakan berbagai layanan atau service pada client yang terhubung
dengannya. Umumnya server dibekali dengan spesifikasi hardware yang cukup
tinggi, terutama dari segi processor (bisanya menggunakan Intel Xeon) dan
RAM-nya (Rata-rata 16GB lebih).
Karena harus melakukan kegiatan multitasking yang cukup
berat, maka tidak heran jika untuk membangun komputer server diperlukan biaya
yang cukup tinggi. Tidak hanya itu, sistem operasi yang digunakan juga khusus
yakni Windows
Server atau Linux Debian.
2. Router
Router merupakan perangkat jaringan yang berfungsi
menghubungkan dua jaringan atau lebih sehingga data dapat dikirim dari satu
jaringan ke jaringan yang lain. Dengan menggunakan router, kita bisa
menghubungkan dua jaringan yang berbeda, contoh 192.168.2.0/24 dapat terhubung
dengan jaringan 200.200.200.0/24.
Sekilas cara kerja router bisa dibilang mirip dengan bridge, yakni sama-sama
meneruskan paket data, membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan
segmen-segmen jaringan tersebut, hanya saja router berada pada lapisan ketiga
OSI.
3.
NAS (Network Attached
Storage)
Network Attached Storage
atau yang disingkat dengan NAS merupakan perangkat storage yang terhubung
dengan jaringan utama sehingga ketika komputer client membutuhkan penyimpanan
tambahan, maka peran NAS ini akan dibutuhkan.
Cara kerja NAS ini
hampir mirip dengan layanan cloud
storage namun bersifat pribadi
(lokal) sehingga hanya komputer client (yang terhubung di jaringan kantor /
perusahaan) yang bisa mengaksesnya. Harga NAS ini cukup mahal, mulai dari
2jutaan sampai dengan 60jutaan lebih, tergantung merk dan spesifikasinya.
4.
Wireless Card
Wireless card merupakan
salah satu perangkat jaringan yang dapat menghubungkan dua device secara
nirkabel atau tanpa menggunakan media kabel. Dengan menggunakan wireless card,
dua komputer atau lebih dapat saling terhubung melalui jaringan wifi, tanpa harus
menggunakan kabel
jaringan.
Laptop saat ini
kebanyakan sudah dilengkapi dengan wireless card didalamnya, jadi kita tidak
perlu membelinya secara terpisah, berbeda dengan komputer yang terlebih dahulu
kita harus membelinya secara terpisah. Meskipun begitu, jika wireless card
bawaan laptop anda bermasalah, anda dapat menggunakan USB Wireless Adapter
untuk mengatasinya.
5.
LAN Card
Sama halnya dengan perangkat jaringan yang lain, LAN card
juga berfungisi menghubungkan dua atau lebih komputer dengan menggunakan media
kabel. Perangkat ini biasanya banyak digunakan dalam jaringan LAN.
LAN card juga bertugas mengubah aliran data yang
berbentuk paralel menjadi bentuk serial, sehingga dapat ditransmisikan melalui
media jaringan seperti kabel UTP. Umumnya LAN Card telah terpasang secara on-board
pada motherboard komputer atau laptop, namun ada juga yang harus terlebih
dahulu dipasang pada slot (slot ISA atau PCI Express) yang sudah disediakan
oleh motherboard.
6.
USB WiFi Adapter
WiFi Adapter bertipe USB
telah banyak beredar di pasaran. USB WiFi Adapter dapat dijadikan solusi bagi
anda yang galau karena Wifi Card bawaan laptop atau komputer anda bermasalah
sehingga anda tidak bisa terhubung dengan jaringan Wifi (hotspot).
Fungsi USB WiFi Adapter
sama persis dengan Wifi Card pada umumnya bedanya perangkat ini memiliki
mobilitas yang cukup tinggi, tinggal dicolokkan pada port USB maka bisa
langsung digunakan (dengan terlebih dahulu menginstall drivernya). Kisaran
harga untuk USB WiFi Adapter adalah Rp. 300.000 sampai Rp. 600.000 bergantung
pada merk dan spesifikasinya.
7.
Modem
Modulator demodulator
atau yang sering disingkat dengan modem merupakan perangkat jaringan yang
memiliki fungsi mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog atau sebaliknya.
Data yang diberikan
kepada komputer ke modem umumnya berbentuk sinyal digital. Maka dari itu,
ketika modem mendapatkan data berbentuk sinyal analog, modem harus merubahnya
terlebih dahulu menjadi sinyal digital agar dapat diproses lebih lanjut oleh
komputer. Ada banyak jenis modem yang bisa kita jumpai, semisal modem ADSL,
modem USB, modem Mifi dan lain sebagainya.
8.
Bridge
Bridge merupakan perangkat
jaringan yang memiliki fungsi memperluas suatu jaringan sekaligus membuat
sebuah segmen jaringan. Bridge akan memetakan alamat Ethernet dari setiap titik
yang ada pada masing-masing segmen network. Kemudian Bridge akan menyeleksi dan
hanya memperbolehkan perpindahan data tertentu saja.
Cara kerja bridge yaitu
mengenali alamat MAC yang mentransmisi sebuah data ke jaringan, kemudian bridge
akan membuat tabel internal secara otomatis, dimana tabel ini dapat menentukan
segmen mana yang akan dirouting maupun yang akan difilter.
9.
Hub
Hub merupakan salah satu
perangkat jaringan yang bertugas mengubah sinyal transmisi jaringan, dimana hal
tersebut dimaksudkan agar kedua komputer atau lebih dapat saling terhubung.
Hub tidak dapat mengatur
alur jalannya suatu data, sehingga setiap paket data yang melewati hub akan dibroadcast ke
semua port sampai paket data yang dimaksud sampai ke tujuan. Hal inilah membuat
paket data yang dikirim mengalami collision atau tabrakan data. Untuk saat ini,
penggunaan Hub sangat jarang karena kebanyakan orang lebih memilih Switch karena
fiturnya yang lebih kompleks ketimbang Hub.
10. Switch
Switch merupakan
perangkat jaringan yang memiliki fungsi yang hampir sama dengan hub, tetapi
perangkat ini ‘lebih pintar’ dari hub karena dapat mengatasi masalah collision
data. Tidak hanya itu, switch juga memiliki beberapa
kelebihan seperti kecepatan transfer data maupun luas jaringan yang jauh lebih
bagus dari hub.
Selain itu, switch tidak
hanya digunakan untuk membagi sinyal tetapi juga memfilter paket data kemudian
meneruskannya ke jaringan yang dituju. Switch paling sering digunakan pada
ruangan lab komputer atau ruangan kantor dimana masing-masing komputer client
terhubung dengannya terlebih dahulu (melalui kabel LAN) sebelum terhubung
dengan router.
11. Kabel
Jaringan
Kabel jaringan merupakan
media transmisi berbentuk kabel yang digunakan untuk menghubungkan dua komputer
atau lebih untuk saling bertukar data satu sama lain. Meskipun kini terdapat
banyak media transmisi nirkabel (wireless), penggunaan kabel jaringan (wired)
masih tetap populer dan masih banyak peminatnya.
Ada beberapa jenis kabel
yang biasa digunakan, seperti kabel UTP, STP, Coaxial maupun fiber
optik. Biasanya, jenis kabel
yang digunakan tergantung pada jenis jaringan dan perangkat yang digunakan.
Misalnya untuk menghubungkan komputer dengan switch, hub atau router, maka
jenis kabel yang paling sering digunakan adalah kabel UTP.
12. Repeater
Repeater adalah
perangkat jaringan yang memiliki fungsi memperluas jangkauan sinyal wifi dari
server agar perangkat lain bisa terhubung. Cara kerja dari repeater itu sendiri
adalah dengan menerima sinyal dari server, kemudian
memancarkannya kembali dengan jangkauan yang lebih luas dan kuat, dengan kata
lain sinyal yang lemah dapat dipancarkan kembali menjadi lebih kuat dan luas.
Perangkat repeater ini
sangat cocok digunakan pada ruangan yang membutuhkan penyebaran jaringan wifi
yang merata seperti perkantoran, apartemen, hotel, kos-kosan dan lain
sebagainya.
13. Access
Point
Access point
ini terdiri dari antenna dan transceiver yang digunakan untuk transmisi dan
menerima sinyal dari client atau sebaliknya. Dengan adanya AP ini, kita dapat
terhubung dengan jaringan LAN secara nirkabel.
Dengan kata lain, access
point ini berfungsi menghubungkan dua jenis jaringan yang berbeda, yaitu antara
jaringan wireless dan jaringan LAN. Tidak hanya itu, dengan access point ini
kita juga dapat membuat hotspot yang memungkinkan pengguna lain terhubung dan
bertukar data melalui jaringan hotpsot yang telah kita buat.
14. CCTV
CCTV (Closed Circuit
Television) merupakan perangkat kamera video digital yang digunakan untuk
merekam (recording) dan mengirimkan sinyal video dari suatu ruangan (tempat
dimana CCTV dipasang) ke layar monitor.
Hasil rekaman CCTV
umumnya akan disimpan di harddisk atau NVR yang kemudian bisa diakses melalui
komputer atau bahkan melalui smartphone. CCTV ini merupakan perangkat jaringan
yang cukup penting, terutama untuk memantau dan mengawasi suatu ruangan agar
tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kemalingan dan lain-lain..
15. Network
Video Recorder
Network Video Recorder
atau NVR merupakan perangkat jaringan yang digunakan untuk menyimpan rekaman
yang telah dilakukan oleh kamera CCTV. Umumnya distribusi data video atau
gambar dari CCTV ke NVR dilakukan melalui jaringan LAN.
Setiap perangkat NVR
memiliki fitur web interface yang memungkinkan administrator jaringan untuk
melakukan pengaturan seperti menambahkan pengguna baru, mengetahui sisa
kapasitas harddisk, melakukan connect / disconnect pada salah satu atau
beberapa CCTV yang terhubung dan lain sebagainya.
Dengan adanya beberapa
perangkat jaringan yang telah disebutkan diatas, kedua komputer atau lebih bisa saling
terhubung dan saling bertukar data. Simak juga mengenai macam-macam topologi
jaringan, agar anda tahu beberapa struktur atau konsep sebelum anda membangun
sebuah jaringan.https://www.nesabamedia.com/perangkat-jaringan-komputer/
E. Firewall
1.
Pengertian
firewall
Firewalladalah
sebuah sistem atau perangkat yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman untuk melaluinya dan mencegah lalu
lintas jaringan yang tidak aman. Umumnya, sebuah firewall diimplementasikan
dalam sebuah mesin terdedikasi, yang berjalan pada pintu gerbang (gateway)
antara jaringan lokal dan jaringan
lainnya. Firewall umumnya juga
digunakan untuk mengontrol akses terhadap siapa saja yang memiliki akses
terhadap jaringan pribadi dari pihak luar. Saat ini, istilah firewall menjadi istilah generik yang
merujuk pada sistem yang mengatur komunikasi antar dua jaringan yang berbeda.
Mengingat saat ini banyak perusahaan yang memiliki akses ke Internet dan juga
tentu saja jaringan korporat di dalamnya, maka perlindungan terhadap aset
digital perusahaan tersebut dari serangan para hacker,
pelaku spionase, ataupun pencuri data lainnya, menjadi esensial."
Jadi firewall adalah suatu mekanisme untuk melindungi keamanan
jaringan komputer dengan menyaring paket data yang keluar dan masuk di
jaringan. Paket data yang “baik” diperbolehkan untuk melewati jaringan dan
paket dapa yang dianggap “jahat” tidak diperbolehkan melewati
jaringan. Firewall dapat berupa
perangkat lunak atau perangkat keras yang ditanam perangkat lunak yang dapat
menfilter paket data. Firewall dapat juga berupa suatu sikap yang ditanam dan
diajarkan kepada staf IT suatu perusahaan untuk tidak membocorkan data
perusahaan kepada perusahaan. Ini untuk mencegah salah satu jenis hacking
yaitu social enggeneering.
2. Fungsi Firewall
a. Mengontrol
dan mengawasi paket data
b. Melakukan
autentifikasi terhadap akses.
c. Applikasi
proxy Firewall
d. Mencatat
setiap transaksi
3. Karakteristik Firewall
a. Seluruh
hubungan/kegiatan dari dalam ke luar
harus melewati
firewall. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memblok/membatasi baik secara fisik semua akses terhadap jaringan
Lokal, kecuali melewati firewall. Banyak sekali bentuk jaringan yang memungkinkan.
b. Hanya
Kegiatan yang terdaftar/dikenal
yang dapat
melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy
pada konfigurasi keamanan lokal.
Banyak sekali jenis firewall yang
dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang ditawarkan.
c. Firewall
itu sendiri haruslah kebal
atau relatif
kuat terhadap serangan/kelemahan. hal ini berarti penggunaan sistem yang dapat
dipercaya dan dengan Operating system yang relatif aman.https://bangvandawablog.blogspot.com/2013/03/pengertian-firewall-dan-fungsi-firewall.html
F. Apa
itu Routing & Switching
1. Routing
adalah proses dimana suatu item dapat sampai ke tujuan dari satu lokasi
ke lokasi lain. Beberapa contoh item yang dapat di-routing : mail, telepon
call, dan data. Di dalam jaringan, Router adalah perangkat yang digunakan untuk
melakukan routing trafik.
a. Jenis
Konfigurasi Routing
1. Minimal Routing merupakan proses routing
sederhana dan biasanya hanya pemakaian lokal saja.
2. Static Routing, dibangun pada jaringan yang memiliki banyak gateway. jenis ini hanya
memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil.
3. Dinamic Routing, biasanya digunakan pada
jaringan yang memiliki lebih dari satu rute. Dinamic routing memerlukan routing
protocol untuk membuat tabel routing yang dapat memakan resource komputer.https://blognyaunyegg.wordpress.com/2013/03/05/pengertian-routing-fungsi-jenisnya/
2. Switching
Switching adalah sistem
elektronik yang dapat dipakai untuk menghubungkan jalur komunikasi. https://54tr10.blogspot.com/2011/08/pengertian-switch-dan-switching.html
G. Routing Statis
1.
Pengertian Routing static
Static routing/routing statis merupakan suatu
mekanisme routing (proses menentukan rute) yang tergantung dengan routing table
(tabel routing) dengan konfigurasi secara manual.
Router yang menggunakan metode static routing haruslah di konfigurasi
secara manual oleh seorang administrator jaringan dan di maintenance (dirawat /
dipelihara) secara terpisah karena router tersebut tidak akan melakukan
pertukaran informasi routing table secara otomatis dan dinamis dengan perangkat
router yang lainnya.
Static routing akan berfungsi secara sempurna jika routing table berisi
suatu rute untuk setiap jaringan di dalam internetwork yang mana di konfigurasi
secara manual oleh administrator jaringan. Setiap host pada suatu jaringan harus
di konfigurasi agar mengarah kepada default route atau default gateway,
tujuannya yaitu agar cocok dengan IP address dari interface (antarmuka) local
router (router lokal).
Router tersebut akan memeriksa routing table dan menentukan route yang
paling tepat untuk digunakan dalam meneruskan paket yang akan dikirim. Static
routing terdiri dari beberapa perintah-perintah konfigurasi tersendiri untuk
setiap rute kepada router. Sebuah router hanya akan meneruskan paket melalui
subnet-subnet yang hanya tersedia pada routing table.
Sebuah perangkat router selalu mengetahui rute yang bersentuhan langsung
dengannya keluar dari interface router yang memiliki status “up and up” pada
line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan aturan static route, sebuah router
dapat di beritahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet
yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Pada routing static, Routing tabelnya diatur secara manual dan disimpan
dalam router sehingga seorang administrator jaringan harus
memperbarui/mengupdate tabel routing ini secara manual ketika terjadi perubahan
topologi antar jaringan (internetwork). Oleh sebab itu, routing static biasanya
digunakan untuk membangun jaringan yang masih berskala kecil.
Penggunaan routing statis dalam sebuah
jaringan yang relatif kecil tentu bukan merupakan suatu
masalah, hanya saja a da
beberapa entri yang perlu di-isikan pada forwarding table di setiap perangkat
router. Namun kalian tentu bisa membayangkan bagaimana jika harus melengkapi
forwarding table di setiap router yang jumlahnya tidak terkira dalam jaringan
yang besar.
2.
Cara kerja Routing Statis ada 3 bagian,
diantaranya yaitu :
·
Konfigurasi perangkat router dilakukan oleh
administrator jaringan
·
Routing dilakukan berdasarkan informasi yang
diterima dari tabel routing
·
Administrator jaringan menggunakan perintah IP
Route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis. Routing
statis ini berguna untuk melewatkan paket data yang ada pada jaringan
3.
Keuntungan Menggunakan Routing Static :
·
Meringankan kinerja dari processor router
·
Tidak ada bandwidth yang digunakan dalam
pertukaran informasi dari tabel isi routing pada saat proses pengiriman paket
·
Routing statis diyakini lebih aman dibandingkan
routing dinamis
·
Routing statis lebih kebal dari segala usaha
hacker dalam men spoof suatu jaringan dengan tujuan membajak traffic
4.
Kerugian Menggunakan Routing Static :
·
Seorang administrator jaringan wajib mengetahui
semua informasi dari masing-masing perangkat router yang digunakan
·
Routing statis hanya dapat digunakan untuk
jaringan yang berskala kecil
·
Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing
dinamis. Terlebih lagi jika banyak router yang terhubung dan harus di
konfigurasi secara manual
·
Lebih rentan terhadap kesalahan saat melakukan
entri data routing statis karena dilakukan secara manual.https://www.webmobile.id/pengertian-routing-static/
H.
Jenis-jenis
Routing Protocol
1.
RIP(RoutingInformation Protocol)
RIP(RoutingInformation
Protocol)
adalah jenis protokolkuatdigunakan dalam jaringan arealokal
danjaringan area luas.RIP(RoutingInformation Protocol) tipe dikategorikanprotokol gatewayinteriordalampenggunaan
algoritmadistance vector. Routingprotokolinformasididefinisikanpada
tahun 1988.Ia juga memilikiversi 2 dansaat inikedua versisedang
digunakan.Secara teknis itusudah usangoleh teknikyang lebih canggihseperti (OSPF) dan
protokolOSIIS-IS.
2. InteriorGatewayrouting
protokol(IGRP)
InteriorGatewayrouting
protokol(IGRP)Ini adalahDistance veIGRP(Interior GatewayProtocol)oleh Cisco.Routerdigunakanuntuk pertukaran
datarutedalam suatu sistemindependen.InteriorGatewayrouting protocoldibuat
dalambagianuntuk mengalahkanbatas-batasRIP(RoutingInformation Protocol)
dalam jaringan besar.Ia memeliharabeberapa metrikuntuk setiap
ruteserta keandalan, MTU, beban penundaan,dan
bandwidth.HopmaksimumEIGRPadalah 255dan updateroutingtransmisi90
detik.Inidiukur dalamprotokol routingclassful, tetapi kurangpopuler
karenaborosruang alamatIP.
3. Open Shortest Path
First(OSPF)
Open Shortest Path
First(OSPF)adalah sebuah protokolrouting yangaktif yang digunakan
dalamprotokol internet.Terutamaitu adalahlink staterouting protokoldan
termasukke dalamkelompokprotokol gatewayinterior.BukaShortest Path First(OSPF) yang beroperasi di dalamsistem otonomiyang berbeda.Versi2
dariJalurterpendekPertamaTerbuka(OSPF) didefinisikanpada
tahun 1998untuk IPv4maka versiOSPF3dalam RFC5340pada tahun
2008.PertamaBukaJalurterpendek(OSPF) paling banyak
digunakandalam jaringanperusahaanbisnis besar.
4. Exterior Gateway
Protocol (EGP)
Protokol routing yang
mutlak bagi internet eksterior gerbang protokol yang ditetapkan tahun 1982 oleh
Eric C. EGP (Exterior Gateway Protocol) pada awalnya dinyatakan dalam
RFC827 dan benar ditetapkan dalam RFC 904 di 1984.The Exterior Gateway Protocol
(EGP) tidak seperti vektor jarak dan jalan protokol vektor. Ini adalah topologi
seperti pohon.
5. Peningkatan
interior gerbang routing protokol (EIGRP)
Peningkatan Interior
Gateway Routing Protocol (EIGRP) berdasarkan IGRP asli mereka saat itu adalah milik
Cisco routing protokol. Ini adalah jarak-vector routing protokol di muka dalam
optimasi untuk mengurangi baik kegoyangan routing yang terjadi setelah
perubahan topologi, ditambah dengan penggunaan bandwidth dan daya proses di
router yang mendukung ditingkatkan interior gateway routing protokol secara
otomatis akan mengalokasikan kembali informasi rute untuk IGRP ( Peningkatan
Interior Gateway Routing Protocol) oleh tetangga bertukar 32 bit EIGRP
(Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) metrik ke 24 bit IGRP metrik.
Umumnya optimasi berdasarkan pekerjaan DUAL dari SRI yang memastikan operasi
loop bebas dan menawarkan sarana untuk sambungan cepat.
6. Border Gateway
Protocol (BGP)
Border Gateway Protocol
(BGP)
adalah protokol routing inti internet dan bertanggung jawab untuk menjaga meja
jaringan protokol Internet yang mengotorisasi kemampuan jaringan mencapai antar
AS. Border Gateway Protocol (BGP) dinyatakan sebagai jalan protokol vektor.
Tidak menggunakan metrik IGP konvensional tetapi membuat keputusan routing
berbasis pada jalur, kebijakan jaringan. Hal ini dibuat untuk menggantikan
Exterior Gateway Protocol (EGP) routing protokol mengijinkan routing yang
sepenuhnya terdesentralisasi untuk mengizinkan penghapusan Bersih NSF yang izin
ke internet untuk berubah menjadi sistem desentralisasi yang benar-benar. Versi
keempat Border Gateway Protocol (BGP) telah digunakan sejak tahun 1994 dan ke-4
versi dari tahun 2006. Versi 4 RFC 4271 memiliki banyak fitur seperti itu
memperbaiki banyak kesalahan sebelumnya, ketidakjelasan menerangi dan membawa t
RFC lebih dekat ke industri praktek.
7. Intermediate
System-to-Intermediate System (IS-IS)
Intermediate
System-to-Intermediate System (IS-IS) adalah protokol yang besar digunakan
oleh perangkat jaringan untuk menentukan cara terbaik untuk datagram
dipromosikan dari sisi ke sisi paket switched jaringan dan proses ini disebut
routing. Ini didefinisikan dalam ISO / IEC 10589 2002 dalam desain referensi
OSI. Menengah sistem-ke-intermediate sistem (IS-IS) membedakan antara tingkat-tingkat
seperti tingkat 1 dan tingkat 2. Protokol
routing dapat diubah tanpa perlu menghubungi wilayah intra routing protokol.https://infoneroy.blogspot.com/2012/03/jenis-routing-protokol-rip-igrp-ospf.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar